
KALAU CEWEK FALLING IN LOVE
Raras berlari dengan kencang di jalan setapak. Ia harus cepat sampai kembali ke bis Study Tour sekolahnya. Sampai didepan pintu bis, Raras bertabrakan dengan teman pria dari kelas lain. Raras sangat terkejut, dipandangi teman pria itu. Penampilannya kuno, tapi wajah naifnya lucu banget.”kata raras dalam hati”.
Raras selalu berfikir suatu saat akan datang hari dimana ia menemukan cintanya dan memikirkan seorang pangeran tampan menjemputnya. Meski temannya selalu mencemooh pikiran kekanak-kanakannya, Raras tetap yakin pada pendiriannya bahwa teman pria disekolahnya itu adalah pangerannya.
Sejak itu Raras selalu memikirkan pangerannya itu. Dalam hati Raras ada rasa untuk tau siapa dia. Raras akhirnya mencari tau siapa dia dari kelas sang pangeran.
Namun Raras tidak menemukan sesuatu dari pencariannya itu. Karena putus asa Raras menceritakan pada teman sekelasnya. Akhirnya temannya pun mau membantu Raras.
“Gini aja Ras, Gimana kalau kamu pura-pura aja tabrakan sama dia, nanti kamu ajak kenalan.” Ide salah satu teman Raras.
Waktu istirahat Raras pun menunggu didepan kelasnya ia yakin pria itu akan lewat di depan kelas Raras. Beberapa detik kemudian pria itu pun berjalan mengarah pada kelas Raras. Raras memberikan isyarat pada temannya utnuk siap-siap mendorong tubuhnya agar bias bertabrakan dengan pria itu.
“1, 2, 3.” Hitung teman Raras.
Beberapa temannya pun mulai beraksi.
Namun sayang kali ini teman Raras terlambat. Alhasil bukannya kenalan, Raras malah jatuh ke lantai. Sementara pria itu tetap berjalan tanpa memperdulikan Raras.
“Aduh, kok gini sih.” Keluh Raras
“Sori Ras kita nggak tau.” Seru salah satu teman Raras.
Akhirnya Raras c.s mencoba untuk ke dua kalinya, kali ini Raras mencoba bertemu pada tikungan kelas.
“Gini ya Ras, nanti kamu jalan dari balik tembok sebelah utara nah dia jalan dari balik tembok sebelah timur bersamaan, nanti kita yang kasih aba-aba buat mulai jalan, key ….! Seru temannya.
Raras bersiap-siap, beberapa detik kemudian pria itu terlihat dari arah timur. Teman Raras memberi aba-aba.
“Ayo Ras mulai.” Perintah temannya. Raras mulai berjalan, begitu juga dengan pria itu, namun saat sampai di tengah tikungan, Raras jadi nervous. Ia menghentikan langkahnya tepat di depan pria itu. Pria itu pun kaget ketika hendak bertabrakan dengan Raras.
Tabrakan disengaja itu pun tak terjadi. Mereka malam saling pandang satu sama lain. Raras memndang penuh pujaan, namun pria itu memandang penuh keheranan.
Tanpa Raras sadari, pria itu langsung mengambil langkah seribu tanpa memperdulikan Raras untuk kedua kalinya.
“yah, Ras kok jadi ditinggalin sih?” Tanya salah satu temannya. Setelah menghampiri Raras.
“Nggak tau, cowok di ajak tabrakan aja susah.”
“Abisnya ngapain kamu berhenti.”
“Yah aku piker dia nggak ada feel sama aku.”
“Ya udah lah Ras lain kali kita coba lagi.”
Dua hari berlalu Raras jadi pemurung. Temannya sudah berusaha menghibur dan menawarkan bantuan, namun Raras menolak.
“Huf…mungkin benar kata teman-teman bahwa sekarang ini tidak mungkin ada yang namanya love story”. Raras mulai mengeluh kesah, keyakinannya akan pangeran tidak ingin lagi ada dipikirannya. Puncak dimana Raras merasakan sakit hatinya ketika ia benar-benar tidak ada gairah untuk makan dan beraktivitas. Pulang sekolah pun Raras langsung tidur hingga malam.
Saat jam pelajaran Bahasa Inggris, Raras disuruh gurunya untuk mengambil lembar kerja siswa di lab computer. Dengan malas dan tetap murung ia pun melangkah kea rah lab computer.
Saat ia mau membuka pintu lab, Raras tidak kuat mendorong pintunya, karena ia malas-malasan akibat patah hati. Namun karena sebal pintu tak bias dibuka Raras mengerahkan semua tenaganya mendorong pintu lab. Alhasil pintu pun terbuka, namun kerasnya pintu mengayun mengena pada orang di dalam yang akan keluar. Orang itu pun harus mau di hantam di bagian hidungnya oleh kerasnya pintu besi lab, hingga mimisan.
“Arghk…”. Jerit seseorang di dalam.
Raras yang kaget cepat-cepat melihat orang itu
“Oh my god.” Seru Raras
Ternyata orang yang mimisan itu adalah pria yang disukai Raras. Raras menghampirinya dan mencoba menolongnya. Raras juga memberikan saputangannya pada pria itu.
Esok harinya Raras masih murung. Kini ia yakin pria itu tak kan menyukainya. Raras di depan pintu kelas bersama beberapa tamannya. Tak sengaja Raras melihat kearah samping kanannya. Si pria yang kemarin, ada disana dan sedang memperhatikan Raras. Raras kembali menjadi gugup.
Raras tidak berani menoleh kea rah di pria, ia hanya mencoba tetap tegar dan tenang. Namun hal itu juga percuma. Teman-temannya memperhatikan Raras yang gugup. Mereka saling memandang dan bertanya-tanya. Seseorang kawannya pun akhirnya menyadari kebingungan dari Raras. Akhirnya mereka pun tersenyum sinis.
“Yee ! yang lagi falling in love, tuh dicariin.” Gurau seluruh teman Raras.
Raras hanya diam tersipu malu. Si pria itu pun berjalan kea rah Raras.
“Ini sapu tangan kamu kan?” Tanya pria itu.
“Iya, oh ya maaf ya kemarin aku nggak sengaja.” Pinta Raras.
“Nggak apa-apa kok, mungkin aku kurang hati-hati, oh ya namaku Alan.” Seru pria itu.
Raras tersenyum ia senang, kini ia tau siapa nama pria yang disukainya dari mulutnya sendiri.
“ Aku Raras.” Balas Raras
Mereka pun akhirnya bersalaman dan mengobrol untuk saat yang lama.

 



 
 
 
 
 
 
 






0 komentar:
Posting Komentar